Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
Saya hampir diberinama Jaka Lelana oleh kaker saya, kurang lebih artinya laki-laki pengembaran. Untungnya, nama saya lahir lebih kekinian: Arif Lelono Arum yang artinya Pengembara Bijak yang meninggalkan jejak yang baik.

Rabu, 09 Oktober 2013

MENUJU KOMUNITAS ASEAN 2015: PANDANGAN KONSTRUKTIF MENJADI PEMUDA INDONESIA INSPIRATIF



PENDAHULUAN

Tahun 2015 akan menjadi tahun yang berbeda bagi negara-negara anggota ASEAN. Terdapat lembaran baru dalam kehidupan antarbangsa di tiga aspek, yaitu politik-keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya. Ketiga aspek tersebut merupakan gabungan harapan dan keinginan negara-negara anggota untuk membentuk satu indentitas baru, dengan satu visi yang sama, dalam wadah komunitas ASEAN. Menjadi satu dan saling bahu-membahu membangun kekuatan di kawasan adalah hal yang baik, termasuk bagi Indonesia. Namun demikian, Indonesia wajib mempersiapkan diri agar mampu menjadi aktor dalam komunitas yang akan terbentuk, bukan menjadi penonton. 
Komunitas ASEAN 2015 ditandai dengan aliran barang dan jasa yang dapat keluar-masuk secara bebas di seluruh kawasan. Negara tetangga dapat menjual produk-produknya secara bebas di Indonesia, demikian pula sebaliknya. Contoh sederhananya adalah, bukan tidak mungkin guru yang mengajar di sekolah-sekolah di  Indonesia adalah warga negara Filipina. Dalam hal ini, sepuluh negara anggota ASEAN saat ini dapat dikatakan menjadi satu masyarakat besar yang tidak lagi dibatasi oleh wilayah negara. 
Komunitas ASEAN yang berarti komunitas baru dengan satu identitas baru perlu dijalankan dengan sikap mental yang tetap mempertahankan jati diri bangsa. Indonesia yang mewakili kira-kira 250 juta penduduk harus tetap mempertahankan identitas kebhinekatunggalikaannya sebagai salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas bangsa ini, terutama perlu dipahami secara baik oleh pemuda sebagai agen perubahan. Pemuda Indonesia dalam komunitas ASEAN harus mampu menjunjung harkat dan martabat bangsa sekaligus aktif mencetak prestasi yang mengharumkan nama bangsa. Pemuda dapat memberikan andil yang besar dalam membesarkan bangsa di kawasan. Urgensi bagi pemuda saat ini adalah bagaimana mempersiapkan diri menjadi pemuda inspiratif bagi komunitas ASEAN yang membawa angin segar perubuahan yang lebih baik. Pemuda yang menginspirasi sehingga menjadi inisiator berbagai kegiatan kepemudaan di ASEAN. Dengan menghidangkan pemuda yang demikian, pemuda yang dapat menginspirasi pemuda di ASEAN, Indonesia bukan tidak mungkin dapat menjadi aktor kunci penentu arah di kawasan. 
Apalagi, pemuda identik dengan kreativitas, menciptakan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai karya dengan berbagai inovasi. Dalam era globalisasi saat ini menjadi generasi muda yang unggul bukanlah lagi merupakan suatu pilihan tetapi hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi bangsa ini, sekiranya Indonesia ingin menjadi negara yang bermartabat dan disegani dalam masyarakat internasional (Kemendag, 2012)

PANDANGAN KONSTRUKTTIF VS DESTRUKTIF

Siap atau tidak siap, komunitas ASEAN akan dimulai pada tahun 2015. Paling tidak ada dua sudut pandang dalam melihat ini: konstruktif dan destruktif. Dua hal ini berbeda dengan tantangan dan masalah. Bagi pemuda, khususnya pemuda Indonesia, pandangan konstruktif tidak hanya didasari anggapan bahwa komunitas ASEAN adalah suatu tantangan yang perlu dimenangkan, tetapi juga perlu disikapi dengan keinginan untuk membangun segenap elemen bangsa dengan baik di kawasan. Sikap membangun ini tentu memerlukan modal cinta tanah air yang tinggi dan berwawasan kebangsaan. Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan agama akan memunculkan berbagai keinginan dalam mengisi kekomunitasan ASEAN ini. Oleh karena itu, berjiwa besar dalam mewadahi semua keinginan adalah hal yang perlu diusahakan agar bangsa Indonesia menyuarakan satu hal untuk kepentingan bangsa. 
Dalam hal ini, pemuda bukan lagi generasi masa depan, melainkan generasi masa kini. Pemuda harus dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa dan juga membangun citra bangsa di mata kawasan dan dunia dengan prestasi dan interaksi antarnegara. Pemuda di masa kini memainkan peranan yang tidak dapat dianggap sebelah mata. Misalnya saja, melalui media sosial pemuda dapat menghimpun suara untuk mempersatukan kepentingan masyarakat. Selain itu, berkaca pada pergolakan bangsa sejak masa reformasi pemuda telah membuktikan diri sebagai kontrol pemerintah dengan memberikan suara yang independen. 
Kembali ke pandangan konstruktif, pemuda dengan pandangan ini melihat pula bahwa Indonesia perlu diposisikan strategis di kawasan. Tidak hanya melulu berpedoman karena Indonesia kaya akan seni budaya yang memang sudah diakui di dunia internasional, melainkan pemuda perlu membangun kekuatan kepemudaan baru di ASEAN. Hal ini bukan untuk mengesampingkan seni budaya bangsa, tetapi sebagai ajang latihan pemuda agar melahirkan segenap potensi untuk membangun Indonesia lebih keras lagi. Kekuatan kepemudaan dapat dicirikan dengan tingginya partisipasi pemuda Indonesia untuk menggagas kegiatan di kawasan dan juga munculnya ide-ide cemerlang yang lebih menguatkan komunitas ASEAN sekaligus membangun pandangan baru bahwa pemuda Indonesia adalah pemuda yang dinamis dan maju. Ini adalah semangat yang perlu diperjuangkan, karena dengan semangat seperti ini tidak hanya seni budaya Indonesia yang akan semakin dihormati bangsa lain, tetapi juga elemen-elemen bangsa lain akan terdongkrak maju. 
Berikutnya adalah pandangan destruktif. Pandangan ini tidak hanya melihat suatu topik sebagai suatu masalah. Ini adalah pandangan yang tidak siap dan tidak mau mempersiapkan diri, termasuk di dalamnya sikap acuh, tidak mengambil peran, tidak ingin mencari tahu, namun tidak mau bergerak, mengeluh, mencari kambing hitam, dan selalu menolak. Dengan demikian, pandangan yang demikian dapat merusak mental bangsa dan menghambat kemajuan bangsa. Tidak hanya ditujukan untuk pencitraan Indonesia di kawasan, maksudnya pandangan destruktif berarti pula membatasi perkembangan bangsa untuk mapan dan menghidupi seluruh rakyat. Hal ini tentu erat kaitannya dengan produktivitas bangsa. Dalam lingkup yang lebih kecil, yakni kepemudaan, ketidakproduktivan pemuda dalam mengisi kemerdekaan bangsa yang telah menginjak lebih dari setengah abad ini dan ketidakproduktivan dalam berperan dalam komunitas ASEAN akan berbanding lurus dengan ketidakproduktivan manfaat dari komunitas di kawasan terhadap pemuda itu sendiri. Hal ini mirip dengan hukum fisika aksi-reaksi. Jika pemuda tidak berbuat apa-apa, maka tidak ada apa-apa yang bisa diterima. Lebih ekstrem lagi, sikap ini dapat mendorong pemuda menjadi kalangan konsumtif di berbagai lini kehidupan. Baik itu konsumtif terhadap barang dan jasa yang akan bebas mengalir di kawasan pada tahun 2015, juga konsumtif terhadap pengaruh gaya hidup yang bergantung pada orang lain, akhirnya mencetak pemuda yang tidak mandiri. Pada ujungnya akan menjadi beban bagi diri sendiri, terlebih bangsa Indonesia.
Untuk menghindari pandangan destruktif melanda, diperlukan edukasi akan pentingnya menyadari komunitas ASEAN ini bagi bangsa Indonesia dan peluang yang dapat diraih dengan adanya komunitas tersebut. Hal ini telah dilakukan oleh Negara Singapura dan Malaysia mulai pada tahun 2008 dengan program ASEAN goes to school pada sekolah tingkat dasar sampai tingkat atas. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, mulai dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Hal ini ditujukan untuk memberikan kerangka pemahaman yang benar tentang komunitas ASEAN dan menumbuhkan semangat ikut berpartisipasi dalam kegiatan di ASEAN. Pada akhirnya, ini dapat memberikan keuntungan bagi dengan memodali generasi muda siap menjadi bagian dari komunitas ASEAN. 

MENJADI INSPIRATIF, MENJADI SUKARELAWAN

Untuk menjadi pemuda inspiratif, hal yang mudah dilakukan adalah menjadi sukarelawan. Tidak hanya menjadi sukarelawan yang mengikuti, melainkan menjadi sukarewalan yang menghimpun sukarelawan lainnya. Sebagai bagian dari bangsa yang besar, pemuda Indonesia juga perlu menunjukkan pemikiran yang besar. Ini memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Mulai dengan memikirkan dan dilanjutkan dengan aksi nyata yang dapat dilakukan sesuai dengan bidang masing-masing.
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan memulai bermain di tingkat kawasan. Pemuda yang tergabung dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus, tidak lagi mengadakan acara di tingkat nasional, tetapi menuju tingkat dua negara, kemudian terus menyebar lagi. Para pemuda yang mengurusi lingkungan dalam organisasi nonpemerintah atau LSM dapat terjun di tingkat ASEAN dengan melibatkan banyak elemen masyarakat di berbagai negara. Blogger Indonesia dapat menulis dengan bahasa inggris tentang cerita Indonesia yang menginspirasi. Hal-hal di atas dapat dilakukan dengan murah melalui internet: komunitas dan jejaring sosial. Pemuda Indonesia tidak boleh lagi menunggu kegiatan-kegiatan tersebut atau ide yang sudah ada di kepala dijalankan oleh orang lain. Kita haruslah memulai, bukan menunggu.
Sikap senang menjadi sukarelawan merupakan bagian dari integrasi sosial. Hal ini lebih dari sekadar menjadi inisiator, melainkan juga menjadi penyambung lidah masyarakat, menjadi juru bicara rakyat yang membutuhkan, menjadi konsultan orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan yang sukarela dapat memberikan pengalaman hidup yang berharga menuju kedewasaan dan kematangan berpikir. Sukarewalan merupakan efek ganda, baik untuk Indonesia untuk tampil, baik pula untuk diri sendiri. 
Kemudian, integrasi sosial ini dapat memupuk perasaan memiliki dan tanggung jawab untuk menjadi rakyat yang produktif dan berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam prosesnya, pemuda yang melakukan aktivitas sukarela akan bekerja menjadi warga negara yang aktif di komunitas tempat mereka serta mendapatkan keterampilan yang vital dan jaringan sosial yang mampu membekali mereka memasuki dunia kerja (UNV, 2011). Selain itu, integrasi sosial melalui kegiatan sukarela dapat memberikan pengalaman kepemimpinan yang berguna dalam pengambilan keputusan. Kepemimpinan ini juga berguna untuk membekali pemuda dalam menelaah permasalahan bangsa di tengah-tengah posisi Indonesia dalam komunitas ASEAN. Modal sebagai pijakan dalam menentukan suara dan arah juang dalam kehidupan berdemokrasi mengantarkan Indonesia tampil sebagai bangsa yang unggul di kawasan.     

Contoh Jaringan Sukarelawan

Arif, Indonesia
Arif tinggal di Desa Happy yang merupakan daerah penghasil sayur. Arif merasa prihatin karena pertanian di Desa Happy menggunakan banyak pestisida dan pupuk kimia. Petanipun merasakan penggunaan bahan-bahan kimia yang digunakan mengurangi kesuburan tanah dan meningkatkan modal produksi.  Arif dan komunitasnya disana berinisiatif untuk melakukan kampanye hijau untuk pertanian yang lebih sehat dan hijau.
Ifan, Malaysia
Mengatahui masalah ini, Ifan seorang mahasiswa di Malaysia mengajukan ide untuk menggunakan teknik pertanian A yang telah sukses dilakukan di kampusnya. Untuk menginisiasi hal ini, Ifan telah menyiapkan proposal untuk mencari dana untuk melakukan proyek ini di Desa Happy membantu Arif.
Kiki, Thailand
Kiki seorang aktivis lingkungan di Thailand mempunyai relasi yang baik dengan suatu perusahaan yang sedang gencar melaksanakan CSR lintas negara. Kiki membantu Ifan mengajukan proposal ini ke perusahaan yang dimaksud. 
Reza, Brunai Darusalam
Reza yang tinggal di Brunai yang sedang liburan ingin ikut serta sebagai sukarelawan yang membantu pelaksaan proyek di Desa Happy. Dia menghubungi Arif agar diikutsertakan dalam program penghijauan di Indonesia. Dalam hal ini, Reza mempunyai kemampuan marketing untuk ikut serta membantu penjualan hasil sayur di desa.
Arif, Ifan, Kiki, & Reza, ASEAN
Dengan bantuan Kiki, proyek mndapatkan dana sekaligus dapat dilakukan di Desa Happy dalam rangka kampanye pertanian hijau. Arif mendapatkan bantuan dari Ifan dan Kiki. Pada akhirnya, pertanian hijau di Desa Happy mulai dapat diterima petani.

REKOMENDASI

Sukarelawan, inspirasi, Indonesia, dan komunitas ASEAN menjadi topik hangat yang pada akhirnya memunculkan usulan untuk kemajuan Indonesia. Menjadi aktor dalam komunitas yang akan terbentuk ini bukanlah pekerjaan sehari dua hari, melainkan suatu proses pembuktian yang tidak akan pernah selesai. Diperlukan semangat perjuangan mengisi kemerdekaan yang membara dibekali keterampilan mumpuni untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang inspiratif. 
Beberapa usulan bagi pemuda Indonesia di antaranya adalah (1) ikut serta dalam mempromosikan komunitas ASEAN dengan memberikan wadah untuk mencetak sukarelawan bangsa bagi ASEAN; (2) menjalin jaringan yang mendukung aliran informasi berkaitan dengan program-program kegiatan sukarela; (3) membangun komunikasi dengan pemuda di negara-negara anggota ASEAN melalui pusat sukarewalan di Indonesia; dan (4) melakukan dokumentasi dan publikasi atas kegiatan yang dilakukan agar dapat menjadi model bagi kegiatan di tingkat ASEAN. 
Mengingat letak Sekretariat ASEAN yang berada di Jakarta, memberikan keuntungan bagi pemuda Indonesia untuk aktif berkomunikasi dengan sekretariat guna mendapatkan informasi terkini perkembangan komunitas ASEAN. Sekretariat ASEAN sendiri sekarang ini lebih terbuka agar dapat merespon lebih efektif dan efisien dalam membangun komunitas ASEAN, sebagai mana kata pengantar yang diberikan oleh Sekretaris ASEAN, Dr. Surin Pitsuwan (ASEAN Secretariat, 2009). 

REFERENSI

ASEAN Secretariat. 2009. Annual report 2008-2009: Implementing the roadmap for an ASEAN Community 2015. Jakarta: Public Outreach and Civil Society Division, the ASEAN Secretariat.
[AUN] ASEAN University Network. 2009. The Global Economic Crisis: Challenges and Opportunities for ASEAN. Jakarta: Joint Statement of the 2nd ASEAN Youth Summit 2009. 
European Union. 2012. Youth Volunteering: personal challenges, social objectives. Luxembourg: Publication Office of the European Union. 
 [Kemendag] Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2012. “ASEAN Community 2015.” Warta Ekspor. Ditjen PEN/MJL/003/10/2012 Edisi Oktober. 
[LEMHANAS] Lembaga Pertahanan Nasional Republik Indonesia. 2012. Peran Indonesia dalam mewujudkan ASEAN Socio-Cultural Community guna mendukung ketahanan nasional. Jurnal Kajian Lemhanas RI, Edisi 14, Desember 2012.
Lopez MH. 2004. Volunteering Among Young People. Fact Sheet. The Center for Information & Research on Civic Learning & Engagement, University of Maryland.
[UNV] United Nation Volunteers. 2011. Youth volunteering, social integration and decent work: Inspiring leadership. United Nations Volunteers with support from Volunteer and Service Enquiry Southern Africa (VOSESA). 

Minggu, 02 Desember 2012

Soy

Me inclino hacia el oeste. Sin embargo, es muy diferente de mí. Yo podría estar mejor inclinado hacia el Este. Pero es demasiado viejo para mí. Camina entre ellos, para encontrar la mejor manera.

I am inclined to the west. However, it is very different with me. I might be better inclined to the East. But it is too old for me. Walk among them, to find the best way.

Sabtu, 01 Desember 2012

Lilin-lilin


 

Ku gelisahkan lilin-lilin yang mulai redup
Dan asa yang tinggal sebesar kelingking karena lelah berpikir
Dan segalanya yang belum terbangun dari mimpi yang sempit

Wujud Kesedihan pada sore yang hujan



Remuk dalam rupa, tak lagi berwujud emosi. Satu demi satu tumbang di bawah hujan sore itu. Terputus-putus harapan dan tiada waktu menjahitnya. Semangkok cerita yang belum berwarna.

Siapa saja yang ingin mengubah nasibnya. Siapkanlah kaki untuk berlari menyebrang sahara. Atau sayap yang kuat untuk terbang di atas samudra. Sayangnya, tiada yang bisa.

Waktu yang mengejar-ngejar, Mengusir dari kenyamanan, Menggusur potongan hidup yang menyenangkan.
Mimpi bagai nyata, Mata terbuka bagai mimpi yang nyata. Sayangnya, mimpi lebih baik pada zaman saat itu.

Yang berpegangan akan lepas, Yang bepasangan akan tuntas, Meninggalkan jiwa merana dan penuh kesediahan, Hingga jiwapun ingin lari dari kehidupan.

Saat itu, pada sore yang hujan, Dalam lamunan yang panjang, Siapa saja, orang-orang dunia nestapa.
Tahu bahwa dirinya masih sedikit ada gunanya.

Bertolaklah ke muara, Hapuslah nasibmu dengan keringatmu, Mimunlah air dengan usahamu
Saat itu, pada sore yang hujan, Akan tahu bahwa yang susah adalah ujian.
Dan ujian membawa ketaqwaan